Cari Renungan

Menu Horisontal

Renungan [Pengkhotbah 8:2-17] Pernah melihat orang jahat yang makmur? Lalu, apa kita boleh menjadi seperti itu?

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 8:2-17 <<< klik untuk melihat Ayat


Allah adil, Gembira, Hikmat, Hukum, Hukuman, Jahat, Kebahagiaan, Kesenangan, Makmur, Mencelakakan, Menegakkan keadilan, Orang jahat, Patuh, pengkhotbah, Sukacita, Sukaria, Tidak panjang umur,


Renungan Kristen kali ini membahas bahwa Jika kita mematuhi perintah, kita tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, malahan akan aman dan sentosa. (5)


Pengkhotbah menyatakan bahwa:
Terkadang manusia bisa memakai kuasa yang dimiliki untuk mencelakakan sesama manusia. (9)


Pengkhotbah menyebutkan tentang kenapa orang mudah melakukan kejahatan, yaitu karena hukuman tidak segera dilaksanakan. (11)

Namun, walaupun orang berdosa bisa berbuat jahat terus menerus,
orang yang setia pada Allah lah yang akan beroleh kebahagiaan,
sedangkan orang jahat tidak akan memperoleh kebahagiaan, malahan tidak akan panjang umur. (12-13)

Mungkin dalam kenyataan saat ini, ada orang jahat yang hidup makmur dalam kejahatannya (hal tersebut mungkin membuat kita iri hati).
Namun, hal itu hanya sementara (seolah-olah) dibiarkan oleh Allah.
Tapi, pada saat-Nya, Allah tetap akan mengadili orang jahat itu.

Karena itu, kita jangan sampai (terhasut/terpancing) ikut melakukan kejahatan, hanya karena orang jahat bisa hidup makmur (untuk sementara).
*Percayalah Allah itu adil*. Allah akan menegakkan keadilan-Nya.



Di bagian akhir nats ini, Pengkhotbah menyampaikan kesimpulannya tentang manusia, yaitu:
kita sebagai manusia harus gembira, karena kesenangan bagi manusia yang sesungguhnya adalah: menikmati jerih payah selama hidup manusia sehingga bisa makan, minum, dan bersukaria. (15)


Tetapi, manusia tidak akan mampu mengerti tindakan Allah, bagaimanapun usaha yang dilakukan. Bahkan orang yang berhikmat (bijaksana) sekalipun, tidak akan mampu memahami tindakan Allah. (17)




Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:


Jangan sampai kita terpancing ikut melakukan kejahatan.
Kemakmurannya hanya sementara. Tuhan tetap menegakkan keadilan-Nya pada orang jahat.

kesenangan bagi manusia yang sesungguhnya adalah: 
*bergembira* menikmati jerih payah selama hidup manusia sehingga bisa makan, minum, dan bersukaria. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 7:1-8:1] Ini lah keuntungan dari orang yang memiliki *hikmat*

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 7:1-8:1 <<< klik untuk melihat Ayat


Berbelit-belit, Hikmat, Jawaban permasalahan, Keuntungan hikmat, Menjelek-jelekan Jujur, pengkhotbah, Perlindungan karena hikmat, Warisan,


Pada Renungan Kristen kali ini, pengkhotbah menyampaikan:
- Jika orang arif menipu, artinya tindakannya adalah bodoh.
- Jika orang menerima suap, maka wataknya akan menjadi rusak. (7)

Panjang sabar (kesabaran) lebih baik daripada tinggi hati. (8)

Janganlah cepat marah, karena hanya orang bodoh yang menyimpan dendam. (9)

Jangan bertanya "kenapa zaman dulu lebih baik daripada sekarang", karena hanya orang yang bodoh yang bertanya begitu. (10)



Pengkhotbah menyatakan bahwa:
Nilai *hikmat* sebanding dengan harta warisan.
Kita sebagai manusia memang *harusnya memiliki hikmat*, karena memiliki hikmat merupakan *keuntungan*. (11)

'perlindungan karena hikmat' sama seperti 'perlindungan karena uang'.
Kalau kita memiliki hikmat, hidup kita pasti akan terpelihara. (12)



Selain itu, jangan suka mendengarkan semua yang diucapkan orang, supaya kita tidak harus mendengar orang lain menjelek-jelekan kita. (21)
Karena manusia pun seringkali menjelek-jelekan orang lain, tidak terlepas diri kita juga mungkin melakukan hal itu. (22)



Pengkhotbah menyatakan apa yang dia dapat, yaitu:
Pada dasarnya Allah menjadikan manusia itu jujur,
namun manusia itu sendiri yang suka berdusta.
Pada dasarnya Tuhan membuat manusia itu sederhana dan biasa,
namun sering kali manusia sendiri yang membuat dirinya rumit dan berbelit-belit. (29)



Dan akhirnya pengkhotbah mengatakan:
Pasti menyenangkan menjadi orang yang berhikmat (bijaksana),
karena ia bisa mengetahui jawaban dari banyak permasalahan.
Hikmat mampu membuat kita tersenyum gembira, sehingga wajah selalu cerah senantiasa. (8:1)



Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:



Nilai *hikmat* sebanding dengan harta warisan.
Kalau kita memiliki hikmat, hidup kita pasti akan terpelihara.

Pasti menyenangkan menjadi orang yang berhikmat (bijaksana),
karena ia bisa mengetahui jawaban dari banyak permasalahan.

Hikmat mampu membuat kita tersenyum gembira, sehingga wajah selalu cerah senantiasa. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: diolah kembali dari pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 5:7-6:12] Apakah kita harus sampai menderita/sengsara dalam mengumpulkan harta?

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 5:7-6:12 <<< klik untuk melihat Ayat


Cemas akan hidup, Cinta kekayaan, Cinta uang, Harta, Kekayaan, Mengumpulkan harta, Menikmati hasil kerja, Penghasilan, pengkhotbah, Sengsara, Tidur nyenyak, Uang


Renungan Kristen kali ini membahas bahwa Orang yang 'cinta uang' tidak akan pernah puas dengan uangnya.
Orang yang 'cinta kekayaan' tidak akan pernah puas dengan penghasilannya. (5:9)

Dengan bertambahnya harta, makin banyak juga orang yang akan menghabiskannya. (5:10)

Ada seorang pekerja yang hanya memiliki harta secukupnya, namun dia bisa tidur nyenyak.
Tapi ada seorang yang kaya, bisa jadi dia tidak bisa tidur nyenyak karena cemas tentang hartanya yang begitu banyak. (5:11)

Manusia pada akhirnya meninggalkan dunia tanpa membawa hartanya,
sungguh menyedihkan bila hidupnya dipenuhi 'penderitaan, kesusahan, bahkan kegelapan' hanya karena mengejar uang. (5:12-16)



Inilah yang pengkhotbah anggap *baik dan tepat* : (5:17-18)
Orang bisa makan, minum, dan menikmati hasil kerjanya di 'waktu hidup manusia yang singkat'.
Seorang yang kaya pun, ia harus bersyukur dan menikmati segala hasil kerjanya.
*Itu lah yang dikaruniakan Allah pada manusia*.

Dengan begitu, orang tersebut tidak akan cemas tentang 'hidup manusia yang singkat'
karena hati orang tersebut dipenuhi kebahagiaan. (5:19)


Ada lagi kemalangan yang sangat menekan manusia:
Seseorang kaya, tetapi ia tidak diizinkan Allah menikmati kekayaannya.
Malah, orang yang dikasihi Allah lah yang menikmati kekayaan orang itu. (6:1-8)

Karena itu, lebih baik kita puas dengan apa yang ada pada kita,
daripada selalu menginginkan lebih banyak lagi. (6:9)



Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:


Orang bisa makan, minum, dan menikmati hasil kerjanya di 'waktu hidup manusia yang singkat', *Itu lah yang dikaruniakan Allah pada manusia*.

Orang tersebut tidak akan cemas tentang 'hidup manusia yang singkat' karena hati orang tersebut dipenuhi kebahagiaan. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 4:17-5:6] Ada persembahan yang tidak disenangi Tuhan. Ini lah persembahan tersebut..

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 4:17-5:6 <<< klik untuk melihat Ayat



Berpikir sebelum bicara, Ingkar Janji, Memahami Firman Tuhan, Mempersembahkan kurban, Mendengar Firman Tuhan, Pembicaraan bodoh, pengkhotbah, Persembahan, Sesumbar, Sombong, Tidak disenangi Tuhan,


Pada Renungan Kristen kali ini, Pengkhotbah mengatakan:
Lebih baik datang ke rumah Tuhan untuk *mendengarkan dan memahami firman Tuhan* daripada 'mempersembahkan kurban tetapi tidak dapat membedakan baik dan jahat'. (4:17)

Karena bagi Tuhan, jika kita memberikan persembahan namun tidak diikuti *hati yang bertobat*, maka Tuhan tidak berkenan(tidak senang) terhadap persembahan itu.



Selain itu, Tuhan mengajarkan bahwa kita harus *berpikir sebelum berbicara* dan 'jangan dengan mudahnya berjanji pada Tuhan'. (5:1)
Karena makin banyak bicara, semakin besar pula kemungkinan terjadinya pembicaraan bodoh. (5:2)

Dan kalau kita sudah berjanji pada Tuhan, kita harus menepatinya secepatnya, karena Tuhan tidak senang kepada orang-orang yang melanggar janji pada-Nya. (5:3)

Karena itu, lebih baik tidak membuat janji daripada malah tidak menepatinya. (5:4)
Hal itu pun berlaku untuk janji kepada Tuhan bahkan di kehidupan sehari-hari manusia.



Terlebih lagi, *jangan kita sesumbar* (omong besar/menyombong), apalagi *mengingkari janji kita pada Tuhan*, karena jika Tuhan marah atas ucapan-ucapan kita yang sesumbar, Tuhan dapat merusak hasil pekerjaan kita. (5:5-6).





Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:

Lebih  *mendengarkan dan memahami firman Tuhan* daripada 'memberi persembahan namun tidak dengan hati bertobat'.

kita harus *berpikir sebelum berbicara* dan jangan mudah menebar janji apalagi berbicara sesumbar. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: diolah kembali dari de.wikipedia.org dan pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 4:7-16] Apakah *tujuan hidup yang berarti* bagi manusia? Apakah bekerja terus menerus? atau popularitas?

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 4:7-16 <<< klik untuk melihat Ayat


Bekerja terus-menerus, berlelah-lelah, Kebahagiaan, kekuasaan, Popularitas, Sia-sia, Tujuan hidup,


Pada Renungan Kristen kali ini, Pengkhotbah mengungkapkan lagi sebuah kesia-siaan. (7)
Janganlah kita bekerja terus-menerus, berlelah-lelah sampai menolak kebahagiaan,
apalagi sampai tidak memikirkan atau membutuhkan orang lain. (8)

Kalau kita tidak menjadi bahagia, maka 'sia-sia' lah berlelah-lelah bekerja terus-menerus itu. (8)
Pengkhotbah pun mengatakan, tidak baik hanya hidup sendirian/individualis. (9-12)



Selain itu, Pengkhotbah mengungkapkan:
Lebih baik seseorang *sederhana namun penuh hikmat* dibanding raja tua namun bodoh (tidak mau menerima nasehat). (13)

Pengkhotbah menunjukan bahwa hikmat lebih penting, dibandingkan orang yang memiliki kekuasaan namun tidak mau menerima teguran.


Lalu selanjutnya Pengkhotbah membahas tentang popularitas, yaitu pada kisah raja baru yang disukai rakyat, namun selanjutnya, orang yang datang kemudian (generasi selanjutnya) bisa jadi tidak menyukai raja tersebut. (15-16)

Dari kisah tersebut, Pengkhotbah mengetahui bahwa popularitas adalah hal fana & tidak bertahan lama.
Mengerjar popularitas adalah hal sia-sia.

Orang yang mengejar popularitas pada akhirnya pasti putus asa.
Karena popularitas itu tidak abadi.


Karena itu, mari kita mencari *tujuan hidup yang berarti* yaitu:
membuat Tuhan senang pada kita, dengan hidup sesuai cara yang dikehendaki Tuhan.
Dengan itu, hidup kita akan selalu mendapat penyertaan dari Tuhan.





Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:

Kalau kita tidak menjadi bahagia, maka berlelah-lelah bekerja terus-menerus itu 'sia-sia'.

Mengerjar popularitas adalah hal sia-sia, karena popularitas itu fana/tidak bertahan lama/tidak abadi.

Karena itu, marilah hidup membuat Tuhan senang pada kita.
Dengan begitu, kita akan selalu mendapat pernyertaan Tuhan. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: diolah kembali dari pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 3:16-4:6] Inilah penyebab banyak orang yang tidak takut berbuat 'tidak adil'

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 3:16-4:6 <<< klik untuk melihat Ayat


Ketidakadilan, Menabur hal baik, Takut pada Allah, Tidak adil, Tidak takut berbuat tidak adil, Tujuan akhir manusia,


Renungan Kristen kali ini membahas bahwa Orang kuat menindas orang lemah,
Itu lah suatu kenyataan dalam kehidupan orang berdosa.

Karena itu pula ketidakadilan terjadi di dunia ini.
Bahkan di institusi pengadilan 'yang harusnya menegakkan keadilan' pun sering terjadi *ketidakadilan*.


Pengkhotbah percaya bahwa Allah akan *mengadili semuanya*, karena semua hal ada waktunya. (17)



Berdasarkan ayat 21, Pengkhotbah menunjukan bahwa tujuan akhir manusia berbeda dengan binatang.
Roh manusia akan naik ke atas (kembali pada Allah),
Roh binatang akan turun ke bawah (kematian).
       *(nafas diartikan dengan roh)

Pengkhotbah menekankan bahwa:
Banyak orang tidak mengerti perbedaan tersebut,
mereka tidak mengerti bahwa roh nya akan kembali pada Allah
sehingga mereka bertindak 'tidak adil' tanpa 'rasa takut'.

Mereka tidak mengerti bahwa Allah akan menghakimi semua perbuatan mereka.



Nah, sebagai orang percaya, kita harus percaya (dengan iman) bahwa:
Setiap orang *harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.* (Pengkhotbah 12:14)

Pada akhirnya, semua orang akan mendapat keadilan yang setimpal.
Karena itu, marilah kita hidup takut pada Allah, dan selalu menabur hal yang baik.



Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:

Roh manusia akan kembali pada Allah.
Kita harus sadar tentang hal itu.

Karena itu, marilah kita hidup takut pada Allah, dan selalu menabur hal yang baik.

Karena setiap orang *harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.* "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: diolah kembali dari commons.wikimedia.org
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 3:1-15] Walaupun kebaikan dan keburukan datang silih berganti, sebagai orang percaya kita harus...

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 3:1-15 <<< klik untuk melihat Ayat


Indah pada waktu-Nya, Indah, Jerih payah, Kebaikan dan Keburukan, Kebaikan, Keburukan, pengkhotbah, Teguh dalam Tuhan


Renungan Kristen kali ini membahas bahwa Manusia tidak mampu mengontrol/mengendalikan apa yg terjadi di masa depan.

Segala sesuatu ada masanya. (1)
Ada waktunya mengalami hal-hal baik
Ada juga waktunya mengalami hal yg buruk/menyedihkan.

Pengkhotbah menyadari bahwa manusia harus berjerih payah. (10)
Namun, tetap ada hal positif dari hal tersebut, yaitu:
"Allah membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya" (11)


Dari nats hari ini, ada hal unik yg tersirat, yaitu pada ayat 2-8.
Pada ayat 2, dimulai dengan "ada waktu lahir"
Diakhiri pada ayat 8 yaitu "ada waktu damai"

Hal tersebut mengartikan bahwa:
Allah merancang kehidupan orang percaya dimulai dengan *kelahiran*, lalu mengalami banyak hal baik dan buruk,
tetapi berakhir dengan *damai*


Dari hal-hal tersebut, dapat kita mengerti bahwa:
Meskipun banyak kesulitan hidup yg bisa membuat kita letih dan stres, dan kita pun tidak bisa mengetahui apa yg terjadi di masa depan,
namun Pengkhotbah memberitahukan bahwa
*Tuhan akan membuat semuanya indah pada waktu-Nya*

Karena itu, kita harus percaya (dengan iman) bahwa
Allah merancang hidup orang percaya dengan akhir *kedamaian* di dalam Tuhan.


Jadi,



Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:

Marilah kita tetap *teguh dalam Tuhan* menghadapi kehidupan ini, walaupun kebaikan dan keburukan selalu datang bergantian.

Kita percaya bahwa sebagai orang percaya, akhir hidup kita akan beroleh *kedamaian dalam Tuhan*. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 2:1-26] Kepada orang yang seperti 'inilah' yang akan diberikan kebahagiaan oleh Allah

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 2:1-26 <<< klik untuk melihat Ayat


Jerih payah, Kebahagiaan, Menikmati hasil kerja, Menikmati hidup, Menyenangkan diri,


Pada Renungan Kristen kali ini, Pengkhotbah, yaitu Salomo, pada waktu itu memutuskan untuk menyenangkan diri saja untuk mengetahui apa itu 'kebahagiaan'.

Ia berpesta pora. Hidup dengan harta berlimpah. Berfoya-foya. Memiliki banyak selir. Semua keinginannya, dia wujudkan. Tak pernah menahan diri untuk menikmati kesenangan apapun.

Namun akhirnya Ia menemukan bahwa:
Hal itu (menyenangkan diri saja) adalah hal sia-sia. (1,11)



Dan Salomo menyatakan bahwa:
Segala hasil kerjanya dan pendapatannya tidak ada gunanya bagi diri Salomo.
Karena ia harus meninggalkan semua harta yang dikumpulkannya kepada penggantinya.

Tidak ada yang tahu apakah penggantinya bijaksana atau bodoh.
Tetapi pengganti itu lah yang akan menikmati harta dan hasil jerih payah Salomo.

Jadi, bagi Salomo, hal itu semua adalah sia-sia saja. (19)



Begitu juga dengan manusia lainnya.
Banyak manusia yang bekerja berat dan bersusah-susah, membawa derita dan sakit hati  bagi dirinya sendiri. Hatinya pun resah.
Tetapi kalau ia tidak menikmati hasil kerjanya, manalah hasil jerih payah yang dapat dibanggakannya? (22-23)


Salomo mengatakan bahwa:
Tidak ada yang lebih baik bagi manusia selain menikmati hasil kerjanya.
Namun harus disadari bahwa: Hasil kerja manusia pun itu pemberian dari Allah. (24-25)


Karena Allah memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada *orang yang menyenangkan hati-Nya*.



Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:

Tidak ada yang lebih baik bagi manusia selain menikmati hasil kerjanya.

Namun harus disadari bahwa: Hasil kerja manusia pun itu pemberian dari Allah.

Karena Allah memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada *orang yang menyenangkan hati-Nya*. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah 1:1-18] Singkatnya hidup manusia akan membuat dirinya dilupakan setelah mati. Apa yang harus dilakukan?

Renungan Harian Kristen untuk

Pengkhotbah 1:1-18 <<< klik untuk melihat Ayat


Dilupakan, Dilupakan setelah mati, Mati, Kefanaan hidup, Kehidupan singkat, Sia-sia


Pada Renungan Kristen kali ini, Pengkhotbah menegaskan bahwa segala sesuatu adalah sia-sia.

Pengkhotbah berpikir apa gunanya manusia berjerih payah padahal kehidupan itu sangat singkat, yang pada akhirnya manusia akan mati? (2-3)


Kehidupan di dunia ini penuh dengan ketidak-adilan dan kesulitan.
Itu disebabkan oleh ketidaktaatan manusia pada kehendak Allah yang mengakibatkan manusia jatuh dalam dosa. (Kej 3:17-19)

Berbeda sekali dengan kehidupan di surga, dimana semua makhluk melakukan kehendak Allah. (Mat 6:10)


Pengkhotbah menekankan tentang kefanaan hidup (hidup yang tidak kekal). (4-10)
Sebagai manusia, mata tidak akan puas melihat, telinga juga tidak puas mendengar.
Namun semuanya itu akan sia-sia.
Singkatnya hidup manusia akan membuat dirinya dilupakan setelah mati. 
Kenangan-kenangan itu pun akan dilupakan.


Karena itu,



Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:

Karena hidup ini fana, dan sangat singkat
Janganlah hidup hanya sekedar hidup

Tetapi, hiduplah untuk kemuliaan Tuhan
Karena hal itu tidak akan dilupakan oleh Tuhan
Hal itu pasti akan diingat oleh Tuhan.

Sehingga hidup kita tidak akan sia-sia, jika hidup kita untuk memuliakan Tuhan. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita 

Renungan [Pengkhotbah] Penjelasan singkat tentang kitab Pengkhotbah

Renungan Harian Kristen untuk

Kitab Pengkhotbah




Renungan Kristen kali ini menjelaskan bahwa Kitab Pengkhotbah ditulis oleh Salomo pada tahun 935 sebelum Masehi.

Tema utama kitab Pengkhotbah ini adalah "kesia-siaan hidup yang terlepas dari Allah".

Kemungkinan besar kitab ini ditulis Salomo pada tahun-tahun akhir hidupnya.
Saat itu, kerohaniannya telah jatuh karena ia ikut menyembah berhala.

Salomo telah berusaha mencari kebahagiaan melalui kesenangan maupun materi.
Namun, ia sangat kecewa karena ia sama sekali tidak menemukan kebahagiaan sejati melalui gelimang harta.

Akhirnya Salomo menyadari:
tanpa bersandar kepada Tuhan dan firman Tuhan, semua kesuksesan dan usaha yang dilakukannya sebagai manusia hanya membawanya pada *kesia-siaan*.


Kitab Pengkhotbah ini dapat menjadi *kesaksian dan peringatan* bagi *kaum muda* atau siapapun supaya *tidak jatuh pada kesalahan sama yang telah dilakukan Salomo*.

Setiap orang muda harus menikmati kehidupannya (11:9-10).
Namun, hidup takut akan Tuhan dan berpegang pada perintah-Nya lebih penting (12:1, 13-14).


Kita Pengkhotbah ini menggunakan kata "sia-sia" sebanyak 37 kali.
Hal tersebut menyatakan pandangan sinis dan kebingungan dalam hidup.
Bagian inti kitab ini adalah:
"takut pada Allah dan berpegang pada perintah-Nya".


Tuhan Yesus juga menyatakan hal yang sama tentang *kesia-sia*an mengejar materi atau harta duniawi (Mat 6:19-21,24; Mat 16:26).



Dari Renungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan yaitu:

tanpa bersandar kepada Tuhan dan firman Tuhan, semua kesuksesan dan usaha yang dilakukannya sebagai manusia hanya membawanya pada *kesia-siaan*.

Setiap orang muda harus menikmati kehidupannya.
Namun, hidup takut akan Tuhan dan berpegang pada perintah-Nya lebih penting. "



Kiranya Renungan Kristen ini dapat menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Amin.



*Sumber gambar: diolah kembali dari pixabay.com
Renungan Harian Kristiani Untuk Saat Teduh Kita